Pernah punya pengalaman drama tarik menarik daster di tempat umum dengan anak? Situasi yang tak terelakan yang membuat wajah emak merah padam. Bingung harus berbuat apa lagi untuk meredakan tangis anak yang makin menjadi-jadi. Tenang mam, kalian tak sendirian. Hampir sebagian besar mamah muda pernah berada pada kondisi seperti ini. Dan pada kesempatan kali aku akan berbagi oleh-oleh kulwap parenting "Mengatasi Tantrum Pada Anak" persembahan dari SGM.
Jujur saja pada saat kulwap berlangsung yang diisi oleh Bunda Anna Surti Ariani, S.Ps.I, M.Si, psikolog klinis anak yang biasa dipanggil Bunda Nina sebagai pemateri, aku tak bisa menyimak secara live, sehingga tak bisa berpartisipasi dengan mengajukan pertanyaan.
Tapi dengan tetap stay di grup kulwap aku masih bisa menikmati suguhan materi dari nara sumber. Karenanya sayang sekali jika materi berharga ini hanya dikonsumsi oleh diriku sendiri.
Pengertian Tantrum
Tantrum singkatan dari temper tantrum adalah kemarahan seorang anak yang berlebihan. Bentuknya bisa berupa mulai merengek, menangis keras, berteriak, memukul ataupun menahan nafas.
Tantrum bisa terjadi pada anak perempuan atau anak laki-laki. Tantrum biasanya terjadi saat si kecil frustasi atau kesal.
Penyebab Tantrum
Tahukah mom, penyebab anak-anak mengalami tantrum awalnya karna ia frustasi. Mereka rata-rata mengalami kebingungan dalam menyampaikan keinginan.
Misalnya, si Kecil ingin makan permen, tapi dilarang oleh orangtua karena gula dalam permen dapat menyebabkan kerusakan gigi dan beragam penyakit di kemudian hari. si Kecil mungkin jadi bingung bagaimana cara ia mendapatkan permen.
Cukup sering ketika seorang anak frustrasi ia akan menangis. Jika begitu ia menangis lalu orangtua memenuhi permintaannya, maka si kecil akan belajar bahwa caranya mendapatkan sesuatu adalah dengan menangis.
Dalam contoh di atas, jika karena si Kecil menangis lalu orangtua luluh dan memberi permen, maka si Kecil jadi paham bahwa cara mendapatkan permen adalah dengan menangis.
Di lain waktu, ia akan melakukan cara ini lagi, bahkan lebih hebat. Misalnya saat ini ia mendapatkan permen dengan menangis, lain kali ingin permen maka si Kecil akan menangis lagi. Jika saat ia menangis selanjutnya ia tidak mendapat permen, maka ia akan berusaha lebih keras untuk mendapatkan permen dengan cara menangis lebih keras, bahkan berteriak, berguling-guling, menendang, merusak barang, dll.
Di lain waktu, sangat mungkin si Kecil tantrum hanya karena ingin menarik perhatian. Ini terjadi pada anak-anak yang sudah tahu bahwa tantrumnya ‘efektif’ untuk membuat orangtua memperhatikan dirinya.
Kondisi-Kondisi Yang Mendukung Anak Mudah Tantrum
Ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat si Kecil cenderung lebih mudah tantrum, misalnya:
▪️ Lapar
▪️ Mengantuk
▪️ Bosan
▪️ Lelah
▪️ Sakit
▪️ Merasa diabaikan (misalnya ketika Bunda lebih sibuk memperhatikan ponsel)
Jenis lain anak yang cenderung lebih sering tantrum menurut hasil penelitian adalah anak yang:
▪️ Memiliki temperamen sulit
▪️ Belum bisa bicara lancar
▪️ Orangtuanya pemarah
▪️ Bunda mengalami depresi
▪️ Pola asuh orangtua tidak konsisten
Lalu mengapa batita sering mengalami tantrum?
Bisa dikatakan karena kecerdasan mereka sudah lebih berkembang, si Kecil ingin tahu semua hal, merasa bisa dan banyak hal positif lainnya.
Di sisi lain, kemampuan mereka dalam melakukan banyak hal masih belum terlalu berkembang, merekapun belum bisa mengatur emosi. Itulah mengapa ketika ia ingin sesuatu, ia belum terampil untuk mendapatkannya dan jadi lebih mudah frustrasi.
Cara Mengatasi Tantrum
Oleh karena itu, salah satu langkah terbaik untuk menghindari terjadinya tantrum adalah membuat kondisi cukup teratur, sehingga orangtua lebih mudah menangkap kebutuhan si Kecil dan kemudian bisa merespon dengan lebih tepat.
Artinya kegiatan-kegiatan harian sebaiknya dilakukan di waktu yang relatif sama setiap harinya. Justru kalau rutinitas tidak terjaga, si Kecil lebih mudah stress dan frustrasi.
Penutup
Demikian persembahan resume cara mengatasi tantrum pada anak. Semoga coretan sederhana ini bermanfaat. Terimakasih untuk kalian yang sudah berkenan membaca dan meninggalkan jejak. Nantikan coretan selanjutnya ya ..
Posting Komentar
Posting Komentar