Assalamu'alaikum reader, gimana kabarnya? Di mana pun kalian berada, semoga sehat selalu ya dan jangan lupa patuhi protokol kesehatan saat bepergian. Nah, pada kesempatan kali ini bertepatan dengan moment jelang tahun baru, aku akan berbagi cerita tentang perjalanan menembus awan di lereng gunung Lawu.
Bagi sebagian orang mungkin perjalanan ini sudah biasa dan nggak begitu berkesan, tapi ini adalah pengalaman pertamaku menyisir bukit yang berselimut kabut tebal. Memandang ke depan dan sisi jalan yang hanya nampak kabut, bahkan jurang pun tak terlihat sama sekali dengan jarak pandang kurang lebih 50 M, aku berasa sedang berada di atas awan. Di sinilah mulutku tak henti-hentinya mengucap tasbih seraya sibuk mengabadikan pemandangan yang tak biasa.
Perjalanan ini bermula dari Krian Sidoarjo tempat dimana saat ini kami tinggal. Menjadi follower suami dalam rangka menghadiri resepsi pernikahan di Temboro Magetan dilanjut dengan mudik. Sabtu, 13 Desember kami mengambil rute jalan tol Surabaya-Solo.
Kurang lebih 2 jam 15 menit perjalanan yang kami tempuh. Berangkat pagi sekitar pukul delapan WIB, tiba di Magetan sekitar pukul setengah sebelas siang. Karna acara resepsi digelar malam hari, maka ketua rombongan berinisiatif untuk menghabiskan waktu dengan mengunjungi tempat wisata di daerah Sarangan.
Selama perjalanan dari titik mula alhamdulillah semuanya lancar tanpa ada aral maupun kendala. Dan kami bertemu dengan mobil saudara yang satu tujuan di jalan tol, hingga sampai pada rest area rombongan memutuskan untuk istirahat sejenak sekaligus koordinasi. Tak sampai tiga puluh menit perjalanan kembali berlanjut dengan lancar hingga sampai tujuan.
Perjalanan Menembus Awan
Sebenarnya ini bukan kali pertama aku melintasi kawasan di mana telaga sarangan berada. Sebelumnya saat mudik kami sempat mencoba rute lereng gunung lawu yang juga sejalur dengan kawasan Sarangan. Karna perjalanan ini dilakukan saat musim penghujan dan saat perjalanan sampai pada bukit menuju Sarangan kami disambut dengan kabut tebal. Inilah yang menjadikan perjalanan terasa istimewa.
Nampak di kiri kanan jalan penuh dengan orang-orang yang juga menikmati lukisan alam. Kebetulan bertepatan dengan weekend sehingga hampir tiap warung-warung di pinggir jalan nampak penuh oleh pengunjung. Selama perjalanan tak henti-hentinya anak-anak yang kebetulan duduk di jok tengah menyembulkan kepala dari balik kaca mobil, membuatku harus selalu siaga untuk mengingatkan agar tetap waspada dan tidak mengeluarkan anggota badan.
Wuuss, hawa dingin khas pegunungan di musim penghujan merasuk seketika begitu kaca mobil terbuka. Mobil pun melaju pelan mengikuti arus jalanan.
Mencicipi Sensasi Negeri Matahari Terbit Di Sakura Hill
Melintasi wilayah Sarangan mobil kami masih terus melaju hingga melintas perbatasan wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di wilayah ini banyak sekali pilihan destinasi wisata alam yang menarik sampai-sampai kami sempat kebingungan memilih tujuan.
Teringat perjalanan mudik sebelumnya, kami sempat melirik Sakura Hill akhirnya kami memutuskan untuk meredam rasa penasaran pada Sakura Hill. Tempat wisata yang menawarkan nuansa Jepang ini tepatnya berada di Jl.Raya Matesih Tawangmangu No.16 Gondosuli Kidul, Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah.
Kesan pertama tiba di lokasi yang kuingat adalah jaket, karna ternyata hawanya sangat dingin dari yang aku kira sebelumnya. Jadi jika kalian hendak berkunjung kesini pada bulan Desember sebaiknya persiapan jaket plus sedia payung di mobil. Beberapa kali aku sempat menggigil, namun masih bisa kutepis lantaran baju yang kukenakan berbahan lumayan tebal.
Tempat yang memiliki luas sekitar 12 hektar ini cocok dikunjungi lintas usia dari anak-anak, remaja hingga lansia. Dengan membayar tiket masuk Rp.30.000 saja pengunjung bisa menikmati beragam wahana mulai dari spot foto selfie, penyewaan kostum kimono hingga wahana edukatif.
Meskipun nuansa negeri Sakura, namun pengunjung tak perlu khawatir karna disini tersedia Musholla dan kamar mandi gratis. Kamar mandinya pun cukup bersih. Dan jika lambung menjerit minta hak, kita tinggal pesan makanan aja di warung makan yang tersedia yang juga menawarkan makanan khas Jepang.
Setelah cukup puas menikmati setiap sudut maupun wahana yang ditawarkan tibalah saatnya untuk lanjut perjalanan.
Tips Perjalanan Jauh Bersama Anak dan Balita
Mengadakan perjalanan jauh bersama anak-anak tak lepas dari bayangan yang melelahkan sekaligus rempong. Tak salah memang, apalagi jika anak-anak masih bayi. Waduuh rasanya mending rebahan aja di rumah ya.
Berkali-kali melakukan perjalanan jauh bersama anak-anak, entah itu perjalanan mudik atau perjalanan lain membuatku ingin berbagi sedikit tips agar perjalanan terasa nyaman minim drama.
Berdasarkan pengalaman mudik maupun perjalanan lain bersama anak-anak dengan kendaraan pribadi beberapa hal ini alhamdulillah sukses meminimalisir drama travelling.
- Penuhi kebutuhan perut anak-anak sebelum berangkat (antisipasi untuk menjaga imunitas selama perjalanan)
- Siapkan bekal untuk perjalanan (camilan, minuman, dll)
- Penuhi kebutuhan psikis anak (Cukup hiburan (mainan kesukaan, tontonan, buku, dll di dalam mobil, berhenti minimal 3 jam sekali untuk mengatasi kejenuhan dalam kendaraan)
- Berbagi tugas dengan anak-anak
- Jangan segan untuk istirahat bila perlu menginap
- Utamakan kenyamanan semua anggota
- Saling pengertian
Penutup
Sebenarnya perjalanan masih panjang, namun apalah daya mau melanjutkan cerita mata ini sangat lengket rasanya. Oya satu lagi pelajaran dari perjalanan ini, saat kondisi lelah dan perjalanan yang ditempuh masih panjang dengan medan yang berselimut kabut tebal maka satu hal, sebaiknya tunda dulu perjalanan demi keselamatan bersama.
Mudah-mudahan cerita perjalanan menembus awan di lereng gunung lawu ini ada manfaatnya ya. Terimakasih untuk kalian yang telah berkenan membaca. Sekian dulu dan jangan bosan untuk menantikan cerita berikutnya.
Wassalam.
Posting Komentar
Posting Komentar