Cerita ini bermula pasca ikut sharing wag tentang minim sampah dari rumah yang digelar oleh book advisor fast team. Merasa sedih dengan sampah yang menumpuk dan bercampur di lahan sebelah, walhasil sharing ini menjadi lantaran hatiku tergugah untuk berhenti menyumbang limbah diapers dengan program toilet training untuk si 22 bulan.
Alhamdulillah berbekal keyakinan dan support sistem, program ini bisa terealisasi dan tak dinyana si 22 bulan pun bisa lulus diluar perkiraan. Dan alhamdulillah lagi tidur malam pun kini sudah lepas diapers pun nggak ngompol.
Dulu aku seringkali mendapati bisikan mesra suami, "Sayang .. anak-anak jangan sering-sering dipakaikan diapers, itu akan mengurangi pahala," sebelum akhirnya kini menyadari sendiri maksud dibalik bisikan itu. Memang benar, menjadi seorang ibu itu mudah sekali untuk mencari pahala meski hanya dengan di rumah. Semakin lelah maka pahala semakin besar, dengan catatan kelelahan diiringi dengan keikhlasan ya bund ...
Memiliki balita saat ini sulit sekali untuk tidak bergantung pada diapers. Diapaers seolah telah menjadi barang yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan emak ramping. Dengan mengenakan diapers maka akan mengurangi sedikit beban seorang ibu dalam mengurus balitanya. Setidaknya kelelahan akibat membersihkan kotoran seni dan tinja yang berceceran terminimalisir.
Namun kabar buruknya penggunaan diapers secara intens, tak terasa membuat kita turut serta menyumbang limbah. Bayangkan jika sehari menggunakan diapers 3 kali, kira-kira sebulan bisa menyumbang berapa limbah diapers? Silakan hitung sendiri ya. Selain itu sebenarnya tanpa sadar kita juga menjadi ketergantungan dengan benda itu, dan silakan hitung sendiri pengeluaran khusus untuk membeli benda tersebut.
Lama-lama aku jadi menyadari bisikan mesra suami yang sedikit mengandung saran dan kritik untukku. wkwkwk Ok, next aku akan ceritakan tentang apa saja persiapan yang perlu dilakukan saat menjalankan program ini.
1.Persiapan Mental
Penting sekali bagi seorang emak yang ingin menjalankan program ini untuk mempersiapkan mental terlebih dahulu. Mantapkan hati dan siapkan diri untuk menghimpun tenaga extra untuk mendampingi si kecil bilamana sewaktu-waktu kelepasan pup atau buang air tidak pada tempatnya. Pastikan lingkungan keluarga juga turut mendukung. Dengan dukungan seluruh keluarga insya Allah program akan berjalan dengan mudah.
Seru ya waktu anak belajar toilet training. Bener-bener nguji kesabaran loh. Aku juga nerapin poin-poin yang di sampaikan di atas. Alhamdulillah gak yang susah banget sebenernya.
BalasHapusYang bikin agak maju mundur itu biasanya lingkungan yang kurang mendukung ya mbak ..
HapusAnakku yang nomor dua baru lulus dari diapers umur 3 tahunan, itu pun sekarang masih suka ngompolan, wkwk. Beda anak memang beda gaya yaa... ada aja yang selalu bisa dipelajari dari seorang anak.
BalasHapusAnakku pertama kedua pakai diapers klo pas bepergian. Klo di rumah nggak pernah mau pakai. Klo yang bungsu, dipakaiin karena saya tinggal kerja dan di asuh orang lain. Tapi begitu toilet training pas di umur 2 tahun, dia langsung paham. Jadi ibu mudah pahalanya ya, karena salah satu modalnya adalah sabar tak terhibgga
BalasHapusAku masih PR banget nih mbaaa hikss. Baca ini jadi merasa punya temenn :)) semngatt teruss ibuukk
BalasHapusWah sungguh pak suami hebat sekali bisikannya. Suamiku malah bisikin, gpp pake diapers aja, drpda capek. Hehe. Gpp sih kalau berdua mau gantian TT nya. Anyway skrg diapers bisa di recycle juga mbak. Buat pot salah satunya
BalasHapusIya mbak, tinggal mau telaten apa enggak aja ya mengolah sampahnya hihi ..
HapusAlhamdulillah anak saya yang ketiga juga baru lulus toilet training. Usianya kini tiga tahun.
BalasHapusSalah satu yang benar-benar harus siap sampai sekarang adalah seperti poin 3-nya Mbak Nafis, yaitu kita sebagai orang tua harus sigap mengantarnya ke kamar mandi manakala si anak mau buang air kecil atau buang air besar
Toilet training adalah tahapan yang pasti akan dilalui oleh bayi/ anak. Kadang bisa jadi ujian yang berat bagi orang tua. Alhamdulillah ketiga anakku gak pernah punya masalah dengan toilet training.
BalasHapusMasyaAllah.. secara tidak sadar ikut training waktu masanya kakak ya, mb. Anakku 3 tahun ini juga lagi proses TT, di tahap no diapers saat tidur siang dan malam. Kalo lagi tidur, udah no diapers. Bismillah, semoga segera lulus juga..
BalasHapusAnak saya yang gede, 22 tahun yang lalu nggak bisa pake diapers. Kulitnya sensitif sama bahan diapersnya. Padahal udah pake yang bagusnya. Akhirmya mau gak mau toilet trainingnya sejak diniiii banget. (ketauan dah tuanya wkwk)
BalasHapusEmang tantangan banget buat stop diapers ke bocil, apalagi saat musim hujan dingin2, jadi lebih banyak ngompolnya.
BalasHapuswah memang semua hal itu ada ilmunya ya kak.
BalasHapusterimakasih sudah sharing hal seperti ini bund. terlihat sederhana padahal pentingg banget ya
Aku sering denger cerita drama ngajarin anak soal toilet training, dan ini tipsnya sangat membantu sekali mbaa..
BalasHapusselamat ya mba, kesabaran dan ketelatenan yang berbuah manis, alhamdulillah mayan kan dana diapers nya bisa buat jajan somay, eeh...wkwkkwk
BalasHapus