Siapa yang nggak bangga memiliki balita yang percaya diri? Di sekolah mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya, dirumah nggak begitu merepoti ketika disambi melakukan pekerjaan domestik, kumpul dengan keluarga besar juga tetep fine. Indahnya dunia, kayakya ini dambaan momy di seluruh dunia ya ...
Tapi pengalaman menjadi new mom dulu tak seindah dambaan guys. Minimnya ilmu parenting, kebiasaan membandingkan serta belum tercapainya kematangan emosional ibu baru walhasil beberapa drama Ibu dan anak mulai dari tarik menarik baju saat hendak ke kamar mandi hingga drama tantrum bareng saat di sekolah TK lantaran nggak mau ditinggal barang sedetik saja di teras, terpaksa harus dilewati dengan penuh menguras tenaga dan emosi. Mungkin sebagian ibu muda pernah mengalami hal serupa?
Rasanya saat itu nggak tahu lagi apa yang musti dilakukan agar anak bisa lepas sejenak saja. Selain itu terkadang emosi emak semakin diaduk-aduk manakala mendapati kenyataan anak sepantaran yang perkembangannya nampak wow. Disinilah perasaan krisis kepercayaan diri tak hanya tengah melanda anak tapi sekaligus emak.
Sudah saatnya krisis kepercayaan diri tak lagi melanda balita maupun ibu muda, karenanya persembahan hasil sharing dari grup fun with momy semoga bisa membantu mengantisipasi.
Pentingnya Membangun Kepercayaan Diri Anak
Mengapa anak perlu ditumbuhkan rasa kepercayaan dirinya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, barangkali kita telah sering mendengar atau membaca dalam banyak artikel yang menyatakan bahwa,
Salah satu kunci utama keberhasilan seseorang adalah ada tidaknya rasa percaya diri.
Mom ... anak-anak memerlukan rasa percaya diri dalam perkembangannya menjadi dewasa. Sebab tidak selamanya anak-anak berada dibawah naungan ketiak emak. Akan ada masa dimana mereka harus menghadapi kehidupan luar sendirian. Disinilah kepercayaan diri menjadi modal dan bekal anak-anak menghadapi kehidupan dalam meraih kebahagiaan.
Rasa percaya diri adalah menerima dirinya sendiri atau menghargai diri dan usahanya sendiri dengan siap menerima tantangan serta mau mencoba sesuatu yang baru walaupun salah itu pasti ada.
Tanda-Tanda Anak Telah Memiliki Kepercayaan Diri
Apakah anak-anak telah memiliki rasa percaya diri?
Untuk mengetahui kita bisa melihat dari karakteristik/ciri-ciri rasa percaya diri. Cek it out :
- Percaya akan kemampuan diri.
- Berani menjadi diri sendiri.
- Emosinya stabil/tenang.
- Memiliki harapan walaupun tidak terwujud.
- Pantang menyerah, berani tantangan.
- Tidak terdorong sikap untuk diterima dengan kelompok lain.
- Tidak memerlukan bantuan orang lain.
Bagaimana Membangun Kepercayaan Diri Anak?
Bagaimana pun orang tua adalah pemegang peran utama yang menentukan perkembangan rasa percaya diri anak. Penting sekali bagi orang tua untuk lebih dulu memiliki rasa percaya diri sebelum membangun kepercayaan diri anak. Penting juga untuk menerima dengan sepenuh hati keberadaan anak apapun kondisinya. Sebab dengan penerimaan yang utuh anak akan merasa dicintai. Perasaan dicintai akan melahirkan rasa percaya diri.
Menerima keberadaan anak berarti rela dan siap untuk menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan anak, serta melakukan kegiatan bermain bersama sebagai sebuah keluarga. Memberikan kepercayaan pada anak saat mereka mengeksplore sesuatu akan menumbuhkan kemandirian yang sangat erat hubungannya dengan rasa percaya diri anak, karena anak sudah “merasa mampu” atau percaya bahwa dirinya “mampu” melakukan sesuatu.
Membangun rasa percaya diri anak untuk kebahagiaan dan kesuksesan, bisa dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut :
- Saat kita merasa senang atau bangga pada anak kita katakanlah pada mereka.
- Beri pujian yang sewajarnya pada anak.
- Jangan segan-segan memuji anak, bahkan di depan anggota keluarga, teman-teman sekolahnya.
- Ajari anak untuk membuat perasaan yang positif tentang dirinya sendiri.
- Hindari kritik yang bersifat mempermalukan si anak.
- Ajari anak untuk membuat keputusan yang bijaksana.
Selain melakukan hal-hal sederhana diatas sebagai stimulasi, orang tua juga perlu tahu bahwa perkembangan sosial tiap anak tidaklah sama. Ada beberapa tahapan perkembangan sosial anak yang harus diketahui agar orang tua tidak mudah menjustifikasi anak.
Berikut Tingkat Perkembangan Bermain Sosial Yang Perlu Diketahui :
- Unoccupied play
Tidak terlibat permainan. Bermain dengan tubuhnya, naik turun tangga, berjalan kesana kemari tanpa tujuan bila tidak ada yang menarik perhatian dirinya.
- Solitaire play (bermain sendiri)
Bermain sendiri/mandiri dan tidak terlibat dengan anak lain. Bermain dengan mainannya sendiri merupakan tujuannya.
- Unlooker play (penonton orang lain bermain)
Mengamati, bertanya dan berbicara dengan anak lain, tetapi tidak ikut bermain. Berdiri dari kejauhan untuk melihat dan mendengarkan anak-anak lain bermain dan bercakap-cakap.
- Paralel play
Ketika anak bermain terpisah dari anak lain tetapi menggunakan mainan yang sama dengan meniru cara mereka bermain.
- Associative play
Bermain dengan anak-anak lain dengan jenis permainan yang sama. Terjadi percakapan dan tanya jawab serta saling meminjam alat permainan, tetapi tidak terlibat dalam kerjasama, misalnya dalam kegiatan antri, menempel, menjepit biji-bijian.
- Cooperative play (Group Play)
Bermain bersama melakukan suatu proyek bersama, misalnya dalam permainan drama, permainan konstruktif membangun dengan balok sebuah kota atau melakukan permainan bersama yang ada unsure kalah-menang, bermain di bak pasir atau bermain bola kaki yang sederhana, petak umpet, dan lain-lain.
Penutup
Setelah mengetahui bagaimana cara menumbuhkan rasa percauya diri anak, hal yang perlu disadari adalah "segala sesuatu membutuhkan proses". Bagaimanapun juga mengubah drama tarik menarik antara Ibu dan Anak yang menguras emosi menjadi sebuah reality show anak yang penuh dengan kepercayaan diri membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sehingga kesabaran orang tua dalam membersamai dan memberikan stimulasi sangat diperlukan. Dan satu lagi jangan lupa untuk senantiasa menyematkan nama anak-anak dalam do'a. Sebab kata bijak, nirakati anak itu tidak hanya saat dalam kandungan tapi selamanya.
Akhir kalam, semangat berjuang untuk para dad and mom.
Saya dulu merubah si kakak juga membutuhkan bantuan dari pihak sekolah, keluarga juga sebab kepercayaan diri anak bisa timbul atas bantuan dari lingkungan rumah dan sekolah juga. Alhamdulillah sekarang si kakak udah pede dan mudah bergaul
BalasHapusEnaknya main game kek gini tuh hemat space di hape krn gaperlu didonlot
BalasHapusTapi ada suatu saat aku kepikiran mbak. Gimana cara nyeimbangin rasa gak pede, pede yg baik, dan kepedean hahaha. Jadi belajar dari artikel ini juga, biar anak tumbuh percaya diri agar jd versi terbaik diri dan menemukan misi hidup :')
BalasHapusNah iya ini penting bangett, anak kalo dari kecil dia ngga punya rasa percaya diri gedenya lumayan mengkhawatirkan nantinya. Cuman sekarang anakku dalam fase tidak percaya diri itu. Pandemi membatasi dia berinteraksi dengan anak2 lainnya, di rumah cuma sama ibu dan bapaknya :( kasihan
BalasHapusmakasih ilmunya nih mom.. aku jadi inget lagi untuk banyakin sabar membersamai anak. Ternyata bermain juga ada tingkat perkembangannya ya. Mudah-mudahan anakku yg masih batita bisa melewati tiap tahap perkembangan dan pertumbuhannya dg baik aamiin
BalasHapusAh iya aku juga lagi berjuang menumbuhkan rasa percaya diri pada anak sulungku. Lagi ku latih dengan membiarkannya bermain sendiri tanpa ditemani emaknya. Aku jadi bisa nyobain tips dari sini.. Makasih Mom!
BalasHapusBanyak ya yang perlu dilakukan orang tua. Tapi emang penting banget sih buat anak PD, apalagi nantinya dibawa sampai dunia kerja
BalasHapusDulu seingatku, aku banyak tidak PD nya, dan itu tidak menyenangkan, huhu.. sekarang aku gamau anakku juga begitu, daaan ternyata banyak banget usaha orang tua yang perlu dilakukan untuk mendukung anka biar lebih PD ya :)
BalasHapusTips bermanfaat dan penting sekali nih.. kedepannya anak akan menjadi pribadi yang mandiri dan harus mampu bersosialisasi. Orang tua dapat menyiapkan bekal seperti ini,
BalasHapusAlhamdulillah, anakku PD dan keberaniannya Masya Allah. Bund. Apalagi kalo ada orang baru, udah sok ramah aja deh dia, wkwk..
BalasHapusMenjadi newmom dulu saya rasanya nano nano. Bahkan buku-buku yang pernah dibaca saat belum punya baby rasanya tidak membantu. Saya nggak ngerti cara menumbuhkan kepercayaan diri pada anak. Tapi tetap menasehati untuk berani tampil di depan, berani melakukan sesuatu jika yakin alasannya benar. Begitu aja mbak
BalasHapus