Judul : Nalar Kritis Muslimah
Penulis : Dr. Nur Rofiah, Bil.Uzm
Penerbit : Afkaruna
Halaman : 223
Harga : 79.000
Dahulu mendengar kata gender atau aktifis gender kesan yang ditangkap adalah perempuan yang ingin sama dengan laki-laki dalam segala hal, atau kelompok perempuan yang ingin memperjuangkan kesamaan antara laki-laki dengan perempuan. Pemahaman yang cetek tanpa disertai referensi yang cukup plus komentar asal bernada negatif beberapa tokoh agama meninggalkan kesan bahwa orang-orang yang masuk dalam kelompok pejuang keadilanan gender adalah golongan orang yang aneh dan terkesan "nakal". Bisa-bisanya perempuan kepingin sama dengan laki-laki, padahal secara struktur fisik saja sudah beda.
Membaca buku Nalar Kritis Muslimah telah memberikan pemahaman yang semestinya tentang isu-isu perempuan dan keadilan gender. Dimana adil dan setara bukan dimaknai sebatas keinginan kaum perempuan untuk sama dengan kaum laki-laki dalam segala hal. Karna antara gender dengan jenis kelamin sendiri adalah dua kata yang berbeda makna.
Selain itu buku ini juga telah membuka wawasan tentang level kesadaran manusia yang juga dimiliki oleh perempuan. Meskipun banyak kutemui bahasan yang "ini lagi, ini lagi" karna memang bukan karya monograf sebagaimana yang telah disampaikan penulis pada kata pengantar namun justru pengulangan ini membuat pelajaran yang kutangkap tentang isu-isu perempuan merasuk dalam alam bawah sadar.
Meskipun topik yang diangkat terkesan bahasan berat seperti komentar teman-teman saat aku posting gambar bukunya di instagram, namun jangan khawatir tidak ada teori-teori njlimet yang bikin kepala mumet. Aku justru menikmati setiap bahasan demi bahasan karna narasi yang digunakan begitu ringan. Tidak ada rasa bosan dan pastinya cocok dengan impian.
Beberapa insight yang kudapatkan setelah membaca buku ini :
- Sesungguhnya Islam merupakan agama yang rahmat dan adil bagi perempuan, namun pemahaman agama yang parsial oleh penganutnya seringkali melahirkan ketidakadilan bagi kaum perempuan. Disinilah pentingnya untuk belajar lagi dan lagi agar ajaran agama bisa dipahami secara utuh yang melahirkan sikap adil dan bijaksana pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan.
- Meskipun keadilan bagi kaum perempuan telah diperjuangkan 1400 tahun silam sejak lahirnya Islam oleh junjungan baginda Nabi Muhammad SAW, namun hingga detik ini masih saja ditemui kebijakan baik pemerintah maupun kebijakan atas nama agama yang tidak adil pada perempuan. Inilah yang menjadi landasan pejuang keadilan gender.
- Hingga kini perempuan masih sering menjadi obyek kekerasan, dengan membaca buku ini aku jadi tahu apa yang mesti dilakukan ketika menyaksikan korban kekerasan minimal membekali diri sendiri serta keluarga dari perilaku kezaliman.
- Dalam kehidupan setidaknya perempuan mengalami dua hal yakni pengalaman biologis dan pengalaman sosial. Pengalaman biologis berupa menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui dan nifas. Sedangkan pengalaman sosial, karna sistem patriarki perempuan kerap mengalami ketidakadilan berupa stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan, dan beban ganda.
Beginilah lima level cara perempuan mengetahui menurut teori Woment Ways Of Knowing :
1. Diam (silent)
Pada tahap ini, perempuan memiliki ketergantungan pada orang lain dalam memperoleh pengetahuan.
2. Pengetahuan Terterima (Received Knowledge)
Pada tahap ini perempuan menghayati pengetahuan sebagai kebenaran.
3.Pengetahuan Subjektif (Subjective Knowledge)
Pada tahap ini, perempuan mulai menghubungkan pengetahuan dengan hati dan pengalaman personalnya.
4.Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)
Pada tahap ini, perempuan mulai menyandarkan pengetahuan pada prosedur objektif dan mulai mengomunikasikan pengetahuan.
5.Pengetahuan Kukuh (Constructed Knowledge)
Pada tahap ini, perempuan telah berada dalam posisi pengetahuan yang kukuh karna telah melakukan verifikasi atas pengetahuan yang didapatnya.
Cara perempuan mengetahui adalah sebuah konstruksi sosial, artinya ada ruang bagi perempuan untuk memproses diri sampai pada level tertinggi. Yang diharapkan mampu menjadi cahaya penerang bagi diri sendiri maupun orang lain sebanyak-banyaknya. Menjadi senjata yang bisa digunakan untuk melindungi diri sendiri dari kedzaliman, menyelamatkan orang lain yang sedang didzalimi yang seringkali terjadi pada perempuan dan untuk menghentikan pihak lain yang sedang melakukan kedzaliman.
Sekian, selamat menikmati buku Nalar Kritis Muslimah dan temukan insight lainnya. Dan yang sudah membaca silakan sharing di kolom komentar.
Penasaran dengan nama belakang penulisnya. Bil.Uzm itu maknanya apa, mbak?.
BalasHapusSaya belum baca bukunya, tapi melihat judulnya saja sangat menarik sepertinya untuk jadi list bacaan yang berbobot.
Aku pun penasaran, barangkali itu salah satu gelar dari Turki yang beliau peroleh ..
HapusSuka dengan salah satu insight nya, islam telah lama memperjuangkan perempuan...
BalasHapusMemang bicara perempuan tidak akan ada habis habisnya ... He
iya bener pak hamdan, aku pun jadi tertarik untuk baca buku dengan tema serupa lainnya ..
Hapuskarena sy srorangperempuan maka sdh barang tentu sy sangat tertarik dan penasaran dgn buku ini.
BalasHapusMenarik banget dan narasinya nggak berat ko' bund, makanya aku betah bacanya ..
HapusMenarik nih. Aku juga termasuk orang yang masih mikir istilah kesetaraan gender sebagai sesuatu yang, apa ya, kyk ga mengikuti kodrat perempuan. Mungkin karena di Indonesia, pemikiran patriarki masih kuat, ya. Harus banyak baca-baca buku kayak gini (selain banyak jalan-jalan) nih biar membuka pikiran
BalasHapusSekarang udah mulai kebuka ya mbak ..
HapusAku pernah liat sw temen ku, ada buku tentang perempuan ukh.. Tebelnya bukan main,,
BalasHapusTapi buku ini gak begitu tebal isinya daging semua ya mba..
Aku jadi tertarik, masukin keranjang ah😅
Isu kesetaraan gender selalu menarik untuk di kulik ya. Apabila di goreng secaranpas, maka akan semakin banyak menyudutkan Islam. Untungnyabsemuanya dibahas dalam buku ini ya. Pengen baca ah.
BalasHapusBeliau ini orang yang begitu aktif, di kesibukannya sebagai Dosen, masih punya waktu untuk dakwah, lulusan dari Ankara University Turki.
BalasHapusReview bukunya menarik mb, kayaknya perlu membaca biar bisa paham tentang kesetaraan gender ini seperti apa sebenarnya.
Isu kesetaraan gender memang masih polemik sampai saat ini, masih banyak pihak yang mengenyampingkan hak perempuan (terutama). Ah, memang harusnya buku-buku semacam ini disebarluaskan supaya pada melek dan mengubah sudut pandang tentang perempuan terutama dalam Islam. Terima kasih reviunya Mom Nafis, saya jadi tertarik baca selengkapnya :).
BalasHapusiya isu gender ini sering digoreng dan didesuskan untuk menjadikan kaum perempuan melakukan perlwanan atas posisinya yang cenderung diliat di bawah laki2 padahal ndak seperti itu y
BalasHapuswah buku dg bahsan berat gini emang kudu pelan2 bacanya
Bener banget, Islam sudah memperjuangkan wanita tapi masih tertanam dalam pikiran orang2 kalau perempuan itu lemah dan bisa di intimidasi.
BalasHapusTapi itu hanya sebagian sih,
Tuntutan kesetaraan nggak akan habis masanya ketika realita di lapangan perempuan masih menjadi obyek, masih menjadi yang terpinggirkan.
BalasHapusMenariik banget bukunya. Soal persamaan gender ini emamg pelru sih dipahami semua orang. Biar kesannya tidak sekedar menuntut, melainkan menunaikan kewajiban terhadap masing2 hak manusia
BalasHapusPerempuan dan kesetaraan gender memang menjadi bahasan yang tak pernah usai. Buku ini kelihatannya berbobot, bikin penasaran. Ulasan kak Nafas keren....
BalasHapusSetuju banget nih buat paragraf di akhir.. Konstruksi sosial, perempuan yg berproses sampai di level tertinggi.. Perlu perjuangan, kerja keras yg lebih ya.. Bismillah, semangat :D
BalasHapusBeberapa kali aku ikut pengajiannya Bu Nyai Nur Rofiah. Pemikiran beliau sebagai pejuang adil gender memang keren. Pengen banget beli buku inii. Semoga segera terwujud yaa 😁
BalasHapusPerempuan diharapkan menjadi cahaya penerang bagi diri sendiri maupun orang lain sebanyak-banyaknya. Masha Allo jadi pengen baca bukuny.
BalasHapusTapi iya juga sih, topik perempuan ini perlu bgt dibahas. Penasaran sama isi bukunya jadinya. Yg pasti, gaungan stigma (+) tentang perempuan harus banyak diperluas, salah satunya dg baca buku :
BalasHapusHarus lebih banyak buku kek gini sih, biar perempuan makin tahu posisinya di Islam itu sebenarnya seperti apa, betapa agama ini senantiasa memuliakan para perempuan. Plus para prianya juga harus membaca, biar bisa memperlakukan perempuan sesuai Quran dan hadits.
BalasHapus